Kamis, 25 April 2013

Negosiasi dan Nego Sang Nabi

Sekelompok tim sukses yang mengusung calon presiden ‘Schizy’ sedang kebingungan. Pasalnya, mereka terlanjur mencetak poster liflet berfotokan ‘Schizy’ sejumlah 3 juta eksemplar. Usut punya usut, tampak di sudut kanan foto liflet; nama studio foto hasil gugling si pembuatnya. Ketua Tim suksesi bingung bukan kepalang. Ia pun melaporkan kejadian ini kepada komandan suksesi.

“Maaf, komandan. Nama studio foto tanpa sengaja tercetak di liflet. Padahal, penyebarannya tinggal besok. Kita bisa kena pelanggaran hak cipta! Padahal anggaran kita kan mentok! Gimana nih?

Setelah berpikir sejenak, komandan suksesi justru menelepon kantor studio foto, “Halo! Studio Foto MakNyus? Begini pak. Kami dari partai Sompret, hendak mengusung ‘Schizy’ sebagai calonnya. Pak ‘Schizy’ ini bagus lho! Sudah kapabel di bidang sosial, penulisan, bahkan ekonomi. Tak diragukan lagi bahwa ia bisa memimpin negeri ini dengan lebih baik. Nah, untuk mendukung bakal calon yang luar biasa ini, saya membutuhkan studio yang juga luar biasa, seperti studio Maknyus ini! Bagaimana?”

Tanpa tahu fotonya sudah diambil tim sukses, pimpinan Studio foto mau-mau saja merespon positif tawaran sang komandan, “Baiklah saya setuju. Saya akan bayar tiga ribu rupiah untuk setiap poster liflet yang dicantumkan! Bagaimana?”

Komandan suksesi pun sukses memecahkan masalah. Ketua tim yang penasaran lantas bertanya, “Bagaimana, pak? Kita disuruh membayar berapa untuk hak cipta?”

Komandan nyengir berkata, “Siapa yang mau bayar? Kita malah dibayar kalau poster itu nyebar!”

***

Wow,,, asyik bukan? Negosiasi yang begitu mengena, memutarbalikkan keadaan dari prediksi awal merugi menjadi menguntungkan. Beginilah tipe pemimpin top dalam negosiasi. Tapi, jangan lantas kita lupa akan sejarah. Nabi Saw pernah berulang kali menahan gempuran nego para cecunguk Quraisy agar menghentikan jalan dakwahnya. Apa kata Nabi menampar nego para kafirun itu?

"... Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam Bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui [3] yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan...(Fushilat 3-4)”, demikian dibacakan Nabi ketika Quraisy mengimingi harta, kedudukan, kerajaan, kesehatan, apa saja; asal dakwah Nabi dihentikan!

“Hai orang-orang kafir. aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah…hingga akhir ayat QS Kafirun”, demikian ketegasan Nabi tatkala mereka menawari model fifty-fifty, “Kau nyembah Tuhanku, maka aku pasti akan nyembah Tuhanmu!”

Terakhir, Al Kahfi dipaparkan berlatarkan kisah Ashabul Kahfi sekaligus pengelana bernama Dzulqarnain. Sepaket dengan itu, ruh dijelaskan gamblang melalui surat Al-Isra’. Demikian jawaban Nabi akan pertanyaan Yahudi yang coba ikut-ikutan memojokkan Nabi.

Luar biasanya, kekuatan nego Nabi ternyata berasal semuanya dari Quran. Namun anehnya, hati pembesar Quraisy tak tergerak sedikit pun karenanya. Memang ya, hidayah itu milik Allah. Kalau Allah bilang tidak, maka takkan bisa hati mereka dinaungi Islam. "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang-orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki,..." (QS.Al Qashash:56)”  Paling tidak, kita bisa belajar nego dengan menguatkan kedekatan kita kepada AlQuran. Allahummarhamnaa bil Qur’aan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar