Rabu, 26 Juni 2013

Sya’ban and The Gunners 2

The Gunners diisi oleh punggawa-punggawa muda. Saat era Thierry Henry jadi ujung tombaknya, semusim mereka tak pernah kalah di liga. Semangat jiwa muda mungkin menjadi pelejitnya, identik dengan energi seribu kuda, dan biasanya tertarik oleh hal yang unik, jauh dari normalitas dan prosedur yang biasa. Makanya, penulis mengunggah artikel aneh ini, yang kali ini berkisah tentang seorang sahabat yang menceritakan detail perencanaan pembuncahan ruhiyah-spiritual selama Ramadhan, yang ditulis dan ditekadkan semenjak Sya’ban. Isinya sih, tidak jauh dari agenda sunnah ala Ramadhan. Paling tidak; sesuai jiwa muda. Unik, aneh, dan mudah-mudahan masih sejalan dengan syariat. Berikut ini amunisi-amunisi the Gunners Sya’ban:

1) SQ-i’am. Untuk kali ini, S-nya tidak sunnah, tetapi wajib. Namun, Q-nya disunnahkan dari dalil yang cukup panjang. Bacanya; Shiyam dan Qiyam. Dua kembar identik yang serupa tapi jauh berbeda. Shiyam wajib di siang, qiyam (tarawih+witir) sunnah di malam, tapi mencerminkan tentang keunikan ibadah di bulan Ramadhan. Karena uniknya, dijadikan satu. Orang-orang pada umumnya menargetkan kedua ibadah ini sempurna; seluruh hari di bulan Ramadhan disapu bersih. Jadi, mari kita tulis di lembar pertama catatan utama kita; jangan kurang, jangan lebih: SQ-i’am.

2) Jono dan Jodo. Keduanya berjodoh, merefleksikan realisasi atas doa yang selalu digemborkan tatkala khatam Quran; “...War zuqnaa tilaawatahuu aanaa allaili wa athroofan nahaar...”artinya; ...dan karuniakan (rezekikan) kami, selalu sempat membaca Quran pada malam dan siang hari....  (katanya sih, doanya Anas bin Malik). Kalau kita mau berdoa memohon rezeki (materi, cinta, dsb.), biasanya kita berusaha juga bukan? Maka, agak aneh jika kita hanya berdoa mohon disempatkan waktu membaca Quran di siang dan malam, tetapi sulit merealisasikannya seumpama dengan rezeki jenis lain. Jadi, JONO dan JODO ini adalah wujud keseimbangan rezeki Allah berupa waktu luang selama siang dan selama malam. Sahabat saya ini membuat kedua nama ini, kepanjangan dari kebalikannya; One Night One Juz dan One Day One Juz. Bagi yang setuju target ini optimis terealisasi, silakan catat di kolom perencanaan Anda. Oke? Sip.

3) Podo Nopo. Terlihatnya sih seperti bahasa Jawa, namun di baliknya terdapat hikmah yang besar; mulai dari kemuliaan penunainya dan penyempurna sedekah harian. Kita panjangkan akronim ini secara terbalik menjadi; One Dhuha One Power + One Power One Night; secara detail, kita maksudkan dengan shalat dhuha di kala pagi (penyempurna sedekah harian) dan shalat tahajjud di kala malam (kemuliaan dari Allah Swt). Ayuk, yang jarang membiasakan, mari kita biasakan. 

4) 12-Ruhya. Harga rumah di Jakarta terus merangkak naik, tapi rumah di surga bisa dicicil, bahkan dibikin secara sporadis. Tak lain salah satunya dengan shalat ini. Karena memang kekhususan 12 rakaat shalat ini seimbang dengan sebongkah rumah cahaya (ruhya) di surga. Kata Nabi Saw dicuplik dari Shahih Muslim, bahwa 12-nya meliputi; 2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat setelah dhuhur, 2 rakaat setelah magrib, dan 2 rakaat setelah isya’. Nah, sekarang terserah, hari-hari di Ramadhan mau disapu bersih, atau hanya beberapa gelintir, atau kalau perlu sekarang pun bisa, sehari-hari pun bisa. Karena ini berlaku bagi seluruh hari yang Allah rezekikan kepada kita.

6) Pahala Haji+Umrah Instan; “Saya ingin berhaji 8 kali selama Ramadhan”, kata teman saya. Eh, bukankah haji hanya di bulan Dzulhijjah? Oh, bisa saja di sini. Teman saya inginnya sepekan 2 kali berhaji. Maka, ia tinggal shalat Subuh berjamaah di masjid, duduk berdzikir (atau baca Quran) hingga terbit matahari, setelah itu shalat syuruq/dhuha (kurang lebih 20 menit setelah terbit-agar lewat dari waktu haram shalat), habis itu pulang ke rumah. Pahala haji dan umrah pun kita bawa pulang :) Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar